Friday, December 14, 2007

Bermesraan dengan Linux

Banyak orang kementar mengenai migrasi ke linux diantaranya linux itu susah, males belajar lagi, dll. Akhirnya Pengguna tetap pake Win$.
Dahulu kala, waktu zaman masih kecil, saya dikenalin sama Windows 3.1. Awalnya cuma untuk main game. Berlanjut ke Windows 95 hingga merasakan XP. Ketika saat SMA, orang tua saya membeli CD Mandrake 9.1 (sekarang Mandriva) yang belum dicoba-coba hingga seusai UAN. Setelah itu akhirnya saya iseng coba - coba install Linux Mandrake 9.1.
Pertama kali install yang dihadapi pertama kali adalah partisi. Setelah mencari info tentang partisi kemudian nekat install. Percobaan pertama berlangsung, baca sana - sini, akhirnya selesai. Linux sukses terinstall & windows tetap berjalan. Tak lama setelah itu windows CRASH!! TIDAK!! Sampai saat ini saya tidak tahu ada masalah nya apa. Masih menduga, saat resize partisi bermasalah. Akhirnya untuk yang kedua kalinya saya (selama hidup) menggunakan jasa reparasi komputer. Linux-nya hilang diganti win$.
Dari pengalaman saya tersebut terlihat, install Linux perlu niat & nekat karena akibatnya bisa fatal. Namun saat ini saya merasa install Linux sudah lebih mudah dibandingkan dengan pengalaman saya itu. Saya bisa menjamin menginstall Linux saat ini ada yang semudah Win$. Ada karena distronya berbagai macam cara instal. Mulai dari yang masih menggunakan command-line hingga yang GUI. Bahkan saat ini tidak perlu menginstall hanya masukkan saja CD/DVD-nya anda sudah bisa menikmati Linux (liveCD, bahkan bisa dari flashdisk). Oleh karena itu, rasanya tidak ada alasan untuk tidak mencoba Linux.
Jika sudah menginstall, tahap selanjutnya adalah urusan hardware. Hardware terbaru saat ini masih ada yang belum didukung Linux sepenuhnya. Kalau detek-detek dikit sih okelah, tinggal tunggu release driver selanjutnya udah bisa jalan :D. Tetapi yang menjadi masalah adalah Linux yang 'fresh install' terkadang tidak mendeteksi hardware kita.
Untuk masalah ini memang pengguna, mau tidak mau, harus melakukan instalasi secara manual. Selama ini kasus hardware yang saya temui bisa diselesaikan jika mau mengerahkan sedikit tenaga. Mungkin inilah salah satu kekurangan Linux dan tidak dapat dipungkiri lagi. Tetapi saya merasakan ini sebagai 'seni' dari Linux.
Wah, kok linux seperti barang yang menakutkan ya? terus keuntungannya apa?
Keuntungan linux yang utama adalah stabilitas dan daya tahannya. Stabilitas maksudnya jarang nge-hang. Kalaupun ada program yang nge-hang tinggal di-kill tetapi itu sangat jarang. Daya tahan yang utama adalah terhadap virus. Memang sih ada virus atau mallware untuk linux tetapi ntah mengapa saya belum pernah dapat.
Banyak orang yang bilang Linux itu gratis. Tetapi saya lebih suka bilang Linux ada yang gratis dan yang saya gunakan adalah yang gratis. Karena sebenarnya linux ada yang versi bayar.
Lebih jauh lagi, Linux dapat di tuning sampai ke kernel. Bayangannya adalah pengguna win$ hanya bisa sampai ke level registry sedangkan Linux bisa lebih dalam lagi.
Untuk masalah software saya tidak membahasnya karena pengguna linux yang ingin menjalankan aplikasi win$ dapat menggunakan wine. Atau seburuk - buruknya dapat menggunakan program emulator seperti VMWare, QEmu, atau Bosch. Dengan begitu masalah software bisa terselesaikan.
Saya tidak mengagungkan Linux dengan free-nya, saya juga tidak melarang menggunakan software yang proprietary. Tetapi alangkah baiknya jika kita menghormati penciptanya.